Kamis, 01 Desember 2011

High School Paradise Fanfict



 Author : Yun Jaejoong Cassiopeia (Me)


SIJU (sid-jules)MOMENT
Hohohoho, author senyum-senyum sendiri (gila), nggak rela kalo cerita HSP and LU ditamatin, masih mau baca kelanjutannya, hehehe, bahkan nggak apa-apa deh kalo misalnya HSP-LU dibuat jadi sinetron, nggak bosen juga ngeliat tampang-tampang mereka, apa lagi tokoh favoritnya author SIJU, hehehehe, ini hanya cerita fiktif belaka, apabila ada kesamaan nama tokoh de,el,el harap dimaklumi (bener nggak ya itu dibilang di awal-awal sinetron?) ah peduli amat, kalo mau baca ceritanya, cekidot aja deh! Lets go! (www.gaje@gila.setres.co.id :D)

>> Julia’s story
“sid!!” panggil Julia sambil berlari kearah sid yang baru saja datang, lalu menggandeng tangannya, lando, cokie, dan rama, hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kelakuan dua orang itu.
“apa?!” tanya sid
“mmm… temenin gue jj donk ntar sore, yayayaya?” kata Julia sambil mengedipkan kedua matanya.
“nggak bisa?”
“yah…sid, kenapa sich? ayolah” rengek Julia masih dengan tampang memelas.
“aduh jules, nggak bisa…gue disuruh jagain bayi yang tidak diharapkan dari godzila itu” tampangnya sid langsung berubah kusut setelah mengatakan hal itu, dia melepaskan gandengan tangan Julia, lalu berjalan menuju kelasnya.
@o@
Sorenya…
Karena hillarious terpaksa ditutup, karena rama dan keluarganya akan pergi kepesta. Sebenarnya rama menolak ajakan itu, tapi ia terpaksa menuruti keinginan kedua orang tuanya. (Apa hubungannya ya? Ada acara pesta sama hilarious ditutup, hahaha, gaje.com)
                “oii! Jules!!” panggil zai yang langsung berlari kearah Julia.
                “hai!” Julia melambaikan tangannya
“ngapain lo disini sendiri? Rambut pirang itu dimana?” tanya zai celingak-celinguk mencari keberadaan rambut pirang yang dimaksudkan.
“dia nggak ada disini, gue pengen jalan-jalan ajja, udah lama nggak kesini, hehe” kata Julia cengengesan
“gue tebak, sipirang itu nggak mau nemenin, iya kan? Kalo gitu gue aja yang nemenin” belum sempat Julia menolak, zai sudah menariknya berdiri dari tempat duduknya, lalu berjalan mengelilingi taman. (kurang kerjaan banget ‘–.-)
Acara jalan-jalan Julia_Zai dihabiskan dengan tawa dan canda, tiba-tiba Zai menarik lengan Julia, menyuruhnya berhenti, dan bersembunyi dibalik pohon yang lumayan besar bisa menutupi kedua orang ini.
“sid…” cewek itu memegang kedua pipinya sid
“i..itukan amel” kata Julia lirih, entah kenapa perasaannya campur aduk, sedih, sakithati, tidak percaya, dll. dia selalu melihat sid dan amel jalan berdua, di mall, pulang sekolah sid selalu menjemput amel, dan sekarang DITAMAN!!!
Amel memegang kedua pipinya sid, mengelusnya lembut, sementara itu, sid hanya diam saja, dia tidak menolak, bahkan dia juga terlihat menikmati, sambil menatap amel lekat-lekat.
butiran air mata sudah mengaliri pipinya Julia(lebuy), zai menatapnya kasihan. Menit berikutnya, amel berjinjit, semenatar sid membungkukkan badannya, merespons keinginan amel untuk menciumnya.
Zai menutup mata Julia menghindarinya dari pemandangan menyakitkan itu, dia memeluk Julia, membiarkannya menangis didadanya.
@o@
TOK!TOK!TOK! 
“Permisi” suara orang dibalik pintu
“pasti kak sid” tebak tasya semangat, dia berlari menuju pintu hendak membukanya.
“selamat malam, benar ini rumah keluarga Julia? (author nggak tau nama bapaknya jules :D)” tanya seorang, eh! dua orang laki-laki bertubuh besar, memakai jaket hitam,dan kacamata hitam mirip seperti FBI yang sedang memburu teroris, tasya terpaku melihat orang didepannya, bisa dibilang takut.
“siapa ta?” tanya ibunya Julia, lalu menghampiri tasya yang masih berada dipintu. “ada apa?” tanyanya kemudian kepada dua laki-laki itu.
“boleh kami masuk dulu?” tanya salah seorang dari mereka. Dengan berat hati ibunya Julia mempersilahkan mereka masuk.
“ta, panggil papa” seru ibunya Julia, tasya pun pergi memanggil papanya yang sedang berada dikamar. Setelah melaksanakan tugasnya, dia berlari menuju kamar Julia, membangunkannya secara paksa. Julia yang dibangunkan seperti itu langsung marah-marah.  Tasya membekap mulutnya, lalu menarik Julia menuju kamar tamu, (niatnya sich untuk nguping pembicaraan, siapa juga yang nggak penasaran dua orang tak dikenal bertamu malam-malam, yang pastinya mempunyai maksud tertentu?)
“begini pak…bla…bla” kata salah satu dari mereka, yang juga dibenarkan oleh anggukan dari yang lain.
“tapi, saya sudah membayar semuanya, bahkan rumah dan apartement saya kalian sudah mengambilnya, lalu apa lagi yang kurang?!” kata papanya Julia sedikit membentak.
Julia menggigit bibirnya, sementara tasya sudah memeluk Julia sedari tadi.
“itu belum cukup, terpaksa kami akan mengambil rumah ini”
“tidak bisa! Semuanya sudah saya bayar, apa kalian punya bukti akan pengambilan rumah ini?!”
Laki-laki tak dikenal itu menyerahkan berkas-berkas yang dilapisi map berwarna merah kepada ayahnya Julia.
“baiklah” katanya pasrah
“pa…” ayahnya menggenggam tangan ibunya, bermaksud menenangkannya, dia sudah pasrah, karena tidak mungkin lagi untuk melawan dua orang itu.
“rumah ini harus dikosongkan besok” kata mereka, lalu brangsur pergi dari rumah Julia.
“ma, pa” kata Julia yang baru keluar bersama tasya dari persembunyiaannya.
“ju, maafin papa” katanya lalu memeluk Julia. Sementara ibunya berusaha menenangkan tasya, yang sedari tadi sudah menangis.
“Julia, maafin papa, kamu pasti sudah mendengar sendiri, kita harus pindah, dan…dan kamu juga harus meninggalkan beasiswa mu di athens” kata papanya sedih
“tapi pa, Julia masih ingin sekolah disana, Julia nggak mau pindah, lagipula sia-sia saja beasiswa Julia disana” Julia tidak mau meninggalkan sekolahnya, selain mempunyai banyak kenangan indah diathens, 5 bulan lagi dia akan menghadapi Ujian Nasional, sangat disayangkan apabila sekarang dia harus pindah sekolah. 
“ju, maafin papa, tapi kali ini papa mohon sama kamu, setelah urusan ini selesai, papa janji akan balik lagi, lalu menyekolahkanmu di Athens”
“pa, Julia akan ujian 5 bulan lagi, sia-sia saja usahanya Julia selama ini” Julia bersikeras menentang permintaan papanya, walaupun sebenarnya dia tidak tega sama sekali.
“Julia, kami tau ini sangat berat untukmu, begitupun dengan kami, tapi ini terpaksa julia, mengertilah” ibunya mengelus-elus pundak Julia, meyakinkannya.
“ma…”
“Julia maafin mama, kali ini mama nggak tau harus bagaimana, mengertilah Julia, mama mohon, kita akan pindah kerumah eyang kakung selama masalah ini belum selesai” mamanya masih meyakinkan Julia.
“ma…”
“kak juju…” tasya memotong perkataannya, sambil memeluk Julia. Julia mendesah, lalu mengangguk pelan.
“terima kasih julia, papa janji akan membereskan semua ini secepatnya” katanya kemudian menepuk pundak Julia. Ingin rasanya Julia berteriak : KENAPA SEMUA INI BISA TERJADI KEPADAKU!!
@o@
                Julia menekan beberapa nomor di HPnya berusaha menceritakan masalahnya sekaligus berpamitan kepada sahabatnya.
“halo jules? Kenapa?” tanya aida dari seberang sana
“mmm…”Julia masih ragu untuk menceritakannya, tapi dia tidak ingin melihat aida khawatir, kalau besok ia tidak masuk sekolah. “gue…”
“aidaaaa!” panggil mamanya
“bentar ma!” jawanya lalu kembali mendekatkan handphonenya ketelinga. “kenapa jules?” tanyanya sekali lagi
“gini, besok….”
“aidaaaa!”panggil mamanya lagi, aida kembali menjawab ya.
“lo sibuk ya ai?” tanya Julia merasa telah mengganggu
“nggak juga sich, Cuma mau nemenin mama aja pergi ke supermarket, kenapa dengan besok?” tanya aida mempercepat kata-katanya. Mamanya sudah berkacak pinggang melihatnya masih berdiri ditempat semula.
“besok aja deh, lo temenin nyokap gih sana” katanya lalu meneal tombol merah dihpnya. Julia mendesah, lalu kembali menghubungi via.
“yo, napa jules?” tanyanya
“vi…”
“mbk, semuanya berapa?” tanya salah seorang yang diduga Julia adalah langganan catteringnya via.
“bentar jules” diseberang sana, via sibuk menghitung-hitung biaya yang harus dibayar oleh langanannya itu.
“lanjutin aja dech vi” Julia menutup telponnya, kembali ia mendesah, lalu tersenyum pahit. Dia menimbang-nimbang untuk memberitahu rama, mereka harus tahu supaya mereka tidak hawatir nantinya. Tapi apakah mereka akan menghawatirkannya? Seperti perkiraannya Julia?
“halo rama” kini giliran Julia yang berbicara setelah telponnya di jawab
“napa jules?”
“woii! Rama, buruan!, ketinggalan lo ntar” panggil kakaknya
“berisik lo!, kenapa jules?” tanyanya mengalihkan pembicaraan dari kakaknya ke Julia
“mmm…nggak ada” katanya lalu menutup telpon. Julia tersenyum lebar.pahit. semua orang pada sibuk semua, nggak apalah, mungkin gue aja yang ke GRan, merasa kalau mereka menghawatirkan gue, katanya dalam hati lalu tertawa pelan.
“kak juju..” tasya menarik baju Julia
“bentar lagi ya, kak juju mau telpon kak sid bentar” Julia menekan nomor yang memang sudah diluar kepala baginya, walau bagaimanapun sid masih berstatus sebagai pacarnya, dia berhak tau masalah Julia, walaupun memang dia nggak mau tau. Rasa sakit hatinya melihat kejadian di taman kemarin, dilupakannya sebentar, dia ingin memperjelas hubungannya.
“halo… sid?” tanya Julia
“ehm…” katanya tanpa mengeluarkan kata-kata, Julia berpikir, sid memang tidak berniat sama sekali untuk menjawab telponnya.
“gue mau bilang kalo….”
“gue juga mau ngomong, kayaknya kita udah nggak cocok lagi, kita putus aja ya?” katanya memotong pembicaraaan Julia. Tanpa sadar Julia mematikan hpnya.
Deg!
Dugaannya selama ini benar, sid menjauhinya karena sudah tidak menyukainya lagi. Julia menangis! Membuat tasya heran melihatnya. Biasanya kalau Julia ataupun sid yang menelpon, mereka selalu tertawa. Tapi tidak untuk hari ini.
“kak juju kenapa? Kak sid bilang apa?” tanyanya kemudian, Julia tertawa pelan sambil menyeka air matanya
“kami udah putus tasya” katanya pelan, mengelus rambut tasya, lalu menggandengnya menuju kedua orang tuanya yang sudah menunggu didepan rumah, dengan beberapa koper, dan tas yang berada didepan mereka.   
“tasya benci kak sid!” katanya lalu menangis. Kedua orang tuanya hanya menatap dua anak mereka kasihan. Kali ini nasib tidak memihak kepada mereka.
@o@
Di sekolah…..
“loh, jules mana ai?” tanya rama memperhatikan seisi kelas, mencari-cari keberadaan Julia.
“nggak tau juga, tuh anak kamana ya? Tumben nggak masuk, nggak bilang-bilang, eh tapi kemaren dia nelpon, tapi nggak tau dia mau bilang apa, dia matiin telponnya duluan” kata aida menutup buku bacaannya lalu melakukan hal yang sama dengan rama.
“gue juga di telpon” rama menatap aida, rama mengeluarkan HP dari saku celanya, bermaksud menelpon Julia. Nihil, tidak ada jawaban hanya suar operator saja.
Nomor yang anda tuju belum terpasang, bla…bla…
Rama mencoba menghubungi kembali, aida melakukan hal yang sama, setelah tidak menemukan jawaban, keduanya lalu menatap sid bersamaan.
“Julia kemana sid?” tanya aida penuh harap
“nggak tau” jawab sid, lalu beranjak pergi dari kelasnya, entah kemana.
“aneh tu orang, bininya sendiri dia nggak tahu” cokie menyahut sambil menggelengkan kepalanya, heran. Tidak biasanya pasangan sejoli itu seperti sekarang
“coba telpon rumahnya” lando menyarankan. Sia-sia saja semuanya nihil. Mereka masih penasaran kenapa Julia nggak masuk sekolah.
Lama setelah bel tanda istirahat berbunyi, keempat orang itu menemukan sid di kantin, lalu duduk disampingnya.
“eh ai, Julia mana?” tanya via yang baru saja datang. Cokie menggeser dudunya, mesikan untuk via, dia menepuk bangku itu pelan, menyuruh via untuk duduk disampingnya.
“nggak tau, kami udah ngehubungin dia, tapi nggak bisa” kata aida pasrah, diikuti oleh anggukan mereka, kecuali sid tentunya. Dia masih tertunduk menatap meja dengan pandangan kosong.
“dia nelpon kemaren, tapi nggak tau ada apa,sid, Julia mana?” tanya via heran melihat sid yang sedari tadi terus diam.
“nggak tau, heboh banget sih lo-lo pada, baru nggak masuk sehari hebohnya melebihi penonton sepak bola” jawabnya ketus
“elo kan pacarnya, jadi wajar donk gue nanya sama lo” kata via sewot
“dia bukan pacar gue!” katanya menekankan kata terakhirya itu. lalu pergi. Mereka hanya menatap kepergian sid dengan ekspresi berbeda, kesel, marah, dongkol, ingin rasanya mereka melempari sid dengan batu yang besarnya sama dengan sekolah ini. Hehe, lebuy banget dah :D.
@o@
Hilarious…
                “Julia mana?” tanya zai yang terlihat berlari kecil menuju hilarious menghampiri kelima orang yang berada di kursi kebanggaan mereka
                “kami juga lagi mikir dia kemana” jawab aida yang terlihat cemas
“gue barusan kerumahnya, sepi banget, bahkan pintunya ada tulisan DISEGEL (bener nggak kalimatnya? ‘–.-)” kata zai mulai panic, wajah mereka juga sama panicnya seperti zai, kecuali sid.
“lo kan pacarnya, seharusnya lo tau dong dia kemana” kata sid santai tidak terdengar panic dari cara bicaranya. Perkataan itu tentu saja ditujukan untuk Zai
“maksud lo apa?!” zai menatapnya tajam, sementara wajah-wajah yang menyaksikan perdebatan kedua orang yang secara tiba-tiba ini, membuat mereka jadi bingung.
“ngaku aja lo, lo uda pacaran kan sama si Julia, lo nggak perlu nutupin deh, gue udah putus sama dia,jadi nggak perlu ngelak kayak gitu” sid membalas tatapan tajam zai
“lo mutusin Julia? Brengsek lo, seharusnya dia yang mutusin elo bukan elo yang mutusin dia!” zai menarik kerah baju sid, membuatnya berdiri.
Dengan cepat sid melepaskan cengkraman zai dari kerah bajunya. “terserah gue mau apa, puas kan lo sekarang!” sid beranjak pergi, namun lengannya ditarik oleh zai.
“sadar nggak sih elo udah nyakitin dia! Tega lo sid, lo ciuman sama si amel didepannya! Kalo tau lo sifat lo kayak gitu, gue nggak mau nyerahin Julia sama lo!” katanya tanpa menatap sid.
Semuanya tidak ada yang berbicara. Masih tidak percaya sid melakukan semua itu.
“terus apa urusannya sama lo!” kata sid tidak mau kalah.
“jadi urusan gue sekarang! Lo ngeduain dia!” zai benar-benar membentak rama. Seketika semua mata yang berada di hilarious tertuju pada dua orang itu. untungnya pengunjung tidak terlalu rame.
“dia juga ngeduain gue sama ELO!” sid menunjuk dadanya zai
“udah!, lo berdua nggak malu diliatin berantem, duduk lo!” perintah lando yang baru mengeluarkan suaranya.
Zai menatap seisi cafe lalu duduk disamping rama, sementara sid harus ditarik secara paksa oleh cokie, baru mau duduk, ditempatnya semula, disamping kanannya lando.
“masalahnya nggak akan selese kalo kalian terus bertengkar, lebih baik lo ngomong baik-baik, sebenarnya ada apa?” rama menasehati
“gue mutusin julia” jawab sid
“kenapa?” tanya aida masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya
“karena gue nggak suka setiap hari dia selalu pergi sama DIA!” kata sid tajam, tatapannya tertuju pada Zai.
“gue yang minta dia nemenin gue pergi! dia selalu cerita tentang elo, yang mulai ngejauhin dia!, sadar nggak sih lo,udah berapa kali dia ngeliat elo jalan sama amel?! Bahkan elo tega, ciuman didepan matanya!” benatk zai
“bener itu sid?” tanya rama, sid merunduk lalu menatap kerah zai lagi, dia tidak ingin hanya dirinya sendiri yang disalahkan
“lo juga, kenapa peluk-peluk dia didepan gue!”
“dasar pirang sableng! Gue nenangin dia begok!, gue nggak akan ngasi liat pemandangan yang menjijikkan lo itu!, sableng! Sableng! Lo pikir gue secepat itu ngerebut pacar orang?! Julia nggak suka sama gue! Dia sua sama ELO! Gue heran kenapa dia bisa suka sama cowok imut, pirang sableng, begok kayak lo” kata zai melanjutkan celaannya, sambil menggelengkan kepalanya.
Sid memelototinya geram. Enak aja dia bilang sid seperti itu. sementara cokie terkikik geli mendengar celaan yang disebutkan oleh zai. “sepertinya cemburu udah menguras hati elo sid” katanya masih tersenyum geli.
“terus sekarang Julia diamana zai?” tanya aida kemudian
“pindah kerumah eyang kakungnya, rumahnya disita lagi sama orang yang dulu udah nipu bokapnya, gue nganter mereka sekeluarga tadi pagi, dia juga cerita dia udh nelpon kalian, tapi dia nggak mau ganggu kalian, dan dia cerita tentang  si Sableng yang udah mutusin dia!” katanya menekankan kalimat itu kepada sid.
Sid menunduk, merenungi semua perbuatannya.
“anterin gue kesana” kata sid merasa bersalah
“nggak!, dia nggak mau ketemu sama lo!, bahkan tasya pun yang kecil bersumpah kalo ketemu elo, dia akan nyiram elo sama tinta pulpen supaya rambut pirang sableng elo itu jadi item!” zai tersenyum sinis kepada sid. Rama, lando, aida, cokie, tertawa mendengarnya, bahkan lara, dan via yang sedang menyajikan makanan kepada pengunjung yang baru datang tersenyum geli mendengarnya.
“jangan panggil gue sableng!” bentak sid marah
“peduli banget sama lo! Oh ya, dia nitip salam sama kalian kecuali si sableng itu tentunya, katanya dia minta maaf kalo misalnya buat kalian hawatir” kata zai tersenyum sambil melirik kearah sid yang masih menunduk.
“terus sekolahnya gimana?” kata lando memecah keheningan
“untuk sementara, dia nggak sekolah, sampe masalah mereka bener-bener selesai”
“anter gue kerumahnya!” perintah sid sambil menarik lengan zai. Zai memberontak, dia mencoba melepaskan cengkraman itu, tapi tidak berhasil, cengkramannya sid terlalu kuat untuk dilepaskan
“udah gue bilang, dia nggak mau ketemu ELO!” zai menghentikan langkahnya. “lepasin nggak tuh tangan lo! Gue bukan kambing yang bisa lo tarik semau ELO!” bentaknya keras.
“mending lo anterin dia gih sana, bisa-bisa dia ngancurin café gue kalo lagi marah” sahut rama sambil tersenyum. Lalu diikuti oleh anggukan keempat orang itu.
“gue nggak tanggung nih kalo sampe Julia bawain lo kapak wiro sableng kalo ketemu lo!” kata zai tersenyum
“cerewet” sid menarik zai menuju motornya.
“cabut!”  kata lando bangkit berdiri
“kemana?” tanya rama heran melihat reaksi lando yang tiba-tiba itu.
“lo pada nggak mau liat apa yang terjadi selanjutnya?” lando mengangkat sebelah alisnya sambil tersenyum.
“gue ikut!” kata cokie bersemangat
“ok, lara, ayo, kita jangan sampe ngelewatin apisode selanjutnya” kata rama yang sudah melihat para pengunjung sudah tidak ada ditempat mereka lalu beranjak pergi mengikuti zai.
@o@
                “kak juju, jangan ngelamun gitu dong!” teriak tasya ditelengi Julia yang membuat gendang telinganya hampir meledak.
                “tasya!!!” teriak Julia, tasya melebarkan senyumnya sambil berlari menyusuri jalan kecil diantara kebun teh milik eyangnya. Julia mengejarnya. Langkahnya terhenti saat tasya menabrak orang didepannya, laki-laki yang jauh lebih tinggi darinya. Tasya mendongak, dia terkejut, lalu berbalik, berlari kearah Julia yang sudah lebih dulu menghentikan acara kejar-kejarannya. Tasya bersembunyi dibalik kaki Julia, tasya beranggapan kalau sid adalah genderuwo yang bersia-siap menangkapnya.
                “Julia, gue…” sid mendekat, sementara Julia dan tasya terus mundur, sid memperhatikan reaksi mereka dengan tatapan bersalah, dia ingin memeluk Julia! Memohon supaya cewek itu kembali padanya.
                Julia tidak menatap sid, dia menatap zai dengan pandangan ingin membunuhya, sementara zai mengangkat kedua tangannya, mengisyaratkan kalau dia mememinta maaf telah melanggar janjinya. Tak lama kemudian, lando, rama, cokie, aida, lara dan via datang. Mereka menatap Julia dengan senyuman.
                “Julia…” sid melangkah lambat, Julia masih berusaha menghindar, sementara tasya sudah berlari terbirit-birit seperti dikejar setan kearah tujuh orang yang berada dibelakang sid. Tinggal Julia seorang yang menentukan apa yang harus dilakukan sekarang.
                “berhenti nggak!” ancam Julia, yang seketika itu membuat langkah sid berhenti.
“Julia…gue”
“gue nggak mau ketemu sama lo, pergi!” katanya kemudian. Julia tidak bisa berlama-lama untuk tidak menyapa sid, dia masih menyukainya, tapi sid perlu mendapat balasan yang setimpal sama perbuatannya.
“gue minta maaf jules…” sid menatap Julia,melangkah pelan, menyakinkannya bahwa dia tidak akan menghianatinya lagi.
“berhenti nggak!” bentak Julia, matanya sudah berkaca-kaca lagi, setiap melihat sid, selalu terbayang kelakuan-kelakuan buruknya.
Julia berlari secepat mungkin, dia tidak ingin melihat sid! Sid repleks langsung mengejarnya, dia berhasil mendahului Julia, sid berhenti didepannya, ketika Julia sudah berbalik mencoba kabur, sid menarik tangannya, merengkuhnya dalam pelukannya, Julia meronta, mencoba melepaskan pelukan itu, tapi tidak berhasil, pelukan sid terlalu erat, membuatnya sulit bernafas.
Dia mendengar isak tangis! Sid menangis! Sid menangis dipundak Julia.
“jangan pergi lagi!” katanya disela-sela tangisnya
Julia menunduk menyembunyikan wajahnya didada sid
“kamu memang harus pergi sid, benar katamu, kita udah nggak cocok lagi” kata Julia pasrah, dia tidak boleh menyesali perkataannya, dia harus bisa menerima semuanya,dia tidak ingin disakiti untuk kesekian kalinya.
“nggak! Gue nggak mau!” sid menarik bahu Julia, menatap cewek yang masih menunduk itu lekat-lekat. “liat gue!” perintah sid, namun tidak ada respon dari Julia, sid yang tidak sabar lagi, mengangkat dagu Julia menghadapnya. “gue tau, gue emang egois, tapi jules, gue nggak siap untuk pisah sama lo, please?”
Julia menggeleng. “amel, lebih baik dari pada gue, dia cantik, pintar,kaya, sedangkan gue nggak ada apa-apanya dibanding dia, lo lebih baik bersamanya” Julia menatap sid, tatapan sedih, membuat air matanya perlahan mengaliri pipinya.
Sid menyeka air mata Julia, mengelus lembut pipinya, lalu memeluknya lagi, dia tidak ingin berpisah lagi dengannya. Cukup untuk yang sudah berlalu, dan memulai yang baru untuk sekarang.
“lo yang paling baik buat gue, nggak ada yang lain, maafin gue, gue masih cinta sama lo, balik lagi yak? Kalo nggak mau….gue nggak akan ngelepasin pelukan gue sampe lo mati, dengan begitu si zai itu nggak akan bisa dapetin lo!” ancam sid, yang membuat Julia tersenyum, ingin rasanya dia tertawa mendengar kaliamat sid barusan.
“eh sableng! Lo ngomong apa sama jules, mati lo nanti gue tebas pake kapak 1212 sodara lo!” kata zai mengancam, mereka semua kontan tertawa mendengar kalimat-kalimat itu.
“woii sid!! Lepasin tuh pelukan, bikin ngiler aja!” kata cokie cengengesan yang langsung mendapat pukulan dikepalanya oleh via.
“kak sid,” kata tasya malu-malu dari belakang tubuhnya sid yang masih memeluk Julia. Mendengar panggilan tasya, sid melepaskan pelukan itu, lalu menghadap tasya, dia ingat kaliamat za waktu di hilarious tadi.
Sid menunduk menyeimbangi tingginya dengan tasya, tanpa keraguan tasya menyiram kepala sid dengan air pencucian batik yang berwarna hitam itu yang membuat rambutnya basah, dan menjadi hitam oleh air seperti harapannya tasya. Tasya langsung berlari sambil menarik tangan Julia menghindari amukan sid!.
“tasya! Juliaaaaaa! Berenti nggak!” ancamnya sambil mengejar mereka
@o@
                Begemana? Begemana? Gaje banget kan! Hehehehe,author emang lagi stress, jangan lupa kritik and sarannya ya?!
And terima kasih buat k ori yang udah buat novel HSP_LU! Tereak dari ujung menara eifel, hahahaha
  

 

               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar